Aku dan Bocah Cilik
Suatu hari, aku berada di sebuah kota yang asing. Kota besar dengan hiruk pikuk yang memekakkan telinga dengan semua histeria nya terasa menusuk-nusuk sekujur indera ku. Mataku terbelalak menyaksikan dunia baru yang ada di hadapanku ini. Masih tidak percaya dengan apa saja yang aku alami dan saksikan. Ternyata dunia ini begitu luas, bahkan luasnya tidak dapat kita ukur. Dan nasib adalah satu kata kunci yang menentukan di dunia mana kita akan singgah dan menetap. Misteri dalam kata nasib itu dimataku hanya akan menjadi misteri yang tidak akan pernah terungkap kecuali jika Tuhan berkenan memberikan jawaban. Sekitar 17 tahun yang lalu, Tuhan menuntunku pada dunia asing yang lainnya. Saat itu aku masih terlalu kecil untuk bertanya-tanya tentang nasib, tentang dunia, tentang segalanya. Aku hanyalah bocah cilik berumur 4 tahun yang harus merantau di ujung timur Indonesia untuk menemani ibunya mempertahankan bahterai rumah tangganya yang sudah ada di ujung jurang. Apalah yang bocah ...